Lyra
Karya:
Ajeng Aqsoloni
Hari ini
cuaca sedang tidak bagus. Hujan terus mengguyur daerah Hura-Hara yang berada di
provinsi Yogyakarta.
“Kring-kring”
alarm Nina berbunyi dengan sangat keras. Nina pun terbangun dan segera bergegas
ke kamar mandi dan siap untuk berangkat sekolah. Hari ini adalah hari pertama
Nina masuk sekolah di sekolah barunya. Dulu Nina tinggal di Kota Mokpo. Ayah
Nina menjadi korban PHK yang mengakibatkan keluarga Nina harus pidah kerumah
neneknya karena keluarga Nina sudah tidak sanggup membayar uang kontarakan
lagi.
Hari
pertama sekolah, Nina diantar oleh ayahnya menggunakan sepedah ontel tua milik
kakeknya. Di sepanjang jalan Nina melihat panorama yang jarang dilihat sewaktu
ia tinggal di Kota Mokpo.
Sampai
di sekolah Nina melihat jam yang berada ditangan kirinya. Jam itu menunjukan
pukul 06.25 WIB. Ninapun bergegas turun dari sepedah itu tak lupa ia berpamitan
dengan ayahnya dan meminta doa agar sekolah hari pertamanya dilancarkan.
Nina
segera menaiki tangga dan memasuki ruang kelasnya. Ruang kelas Nina berada
dilantai atas, tepatnya paling pojok dekat dengan ruang staff. Saat Nina
memasuki ruang kelasnya, Nina melihat ada bangku kosong yang berada dibaris
kedua dekat dengan pintu kelas. Dan Nina segera menempatinya.
Nina
duduk dengan seorang perempuan yang cantik namun pendiam. Mereka terus
berdiam-diaman, sampai akhirnya Nina angkat berbicara dengan memperkenalkan
dirinya duluan.
“Hai.........” sapa Nina
“Hai juga..”
“Nama kamu siapa?” sahut Nina dengan tersenyum
“Namaku Ananda Tasya, namamu?” sahut Tasya dengan senyum
malu-malu
“Namaku Karenina Rafikah, panggil saja Nina. Senang
berkenalan denganmu.” Jawab Nina dengan ketawa “hehehehe............”
Tasya pun berfikir “mengapa Nina tertawa? Apa aku lucu?
Sudahlah.”
Mereka
berteman dengan sangat baik bahkan mereka menjadi sahabat. Tidak terasa sudah delapan
bulan Nina bersekolah di SMP 1 Hura-Hara dan bersahabat dengan Tasya. Hingga
suatu saat Tasya harus pindah ke Negara Kincir Angin, mengikuti ayahnya karena
ayahnya dikirim untuk bekerja di negara tersebut.
Nina
yang mendengar kabar itupun tersentak kaget dan menangis disepanjang malamnya.
Tiba-tiba ringtone handpone Nina berbunyi, Nina bergegas melihatnya. Ternnyata
itu sms dari Tasya.
“Nina maaf, aku baru mengabarimu. Sebenarnya aku tidak
mau membuatmu sedih karena kepergianku. Aku berjanji jika tugas ayahku sudah
selesai aku akan kembali.”
Nina
tidak menghiraukan sms dari Tasya. Nina sedang asyik duduk di jendela kamarnya
diiringi sebuah lagu dari Miss A dan memandang langit malam yang indah.
Di
langit itu terdapat dua buah bintang paling terang diantara bintang lainnya,
mereka saling berdekatan. Dulu Nina pernah mendengar mitos tentang bintang Lyra
dan bintang Vega. Kedua bintang itu selalu muncul bersama-sama.
Nina
berfikir “Bintang itu bagaikan aku dan Tasya. Apakah Tasya sedang melihat
bintang itu juga?”
Hari
demi hari Nina lewati dengan bayang-bayang Tasya. Hingga umurnya genap menjadi
16 tahun. Sudah lama Nina tidak berhubungan dengan Tasya. Di sms tidak dibalas,
di telepon juga tidak diangkat. “apa tasya mengganti nomor
teleponnya.........?” pikir Nina.
Hari
minggu yang sangat cerah. Keluarga Nina berekreasi ke Taman Indah Ceria yang
berada dekat dengan Kota Ryesina. Kurang lebih 4 km dari rumah neneknya Nina.
Nina sangat senang bisa berlibur bareng keluarganya di tempat secantik Taman
Indah Ceria. Sedang asyik bermain dengan bunga-bunga putih, tiba-tiba Nina
melihat seorang wanita mirip dengan Tasya. Wanita itu membawa kamera slrnya dan
memotret di daerah taman tersebut. Nina mengikuti kemana wanita itu berjalan.
Namun Nina kehilangan jejak si wanita itu. Nina berjalan dengan sangat lambat
dan denganwajah yang kusut kembali ketempat keluarganya beristirahat. Tiba-tiba
ada seseorang yang memanggilnya dengan sangat lembut.
“Nina..”
Nina pun membalikan tubuhnya, dan mencari darimana asal suara tersebut.
Lalu Nina berteriak.
“TASYA.........!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
Nina segera menghampiri Tasya dan memeluk Tasya dengan
erat. Ternyata Nina tidak salah lihat, wanita yang dilihatnya itu memang benar
Tasya. Nina sangat gembira bisa dipertemukan lagi dengan Tasya, acara rekreasi
bersama keluarganya pun ia habiskan hanya untuk bercerita tentang pengalamannya
yang dipenuhi dengan senyuman dan tangisan.